Wanita Dikamar tua
Aku seorang pengembara yang sedang menuju utara, telah terlalu malam untuk melanjutkan perjalanannya, sampailah dia disebuah rumah penduduk. Aku menghampirinya, berharap dia dapat mendapatkan tempat istirahat untuk sehari ini saja. Setelah bertemu pemilik rumah, ternyata pemilik rumah adalah seorang kakek tua yang tinggal dengan seorang anaknya yang sebaya denganku. Setelahmembicarakan permasalahan tersebut, akhirnya Nero diberikan satu kamar, tetapi , kamar itu berada diluar rumah kakek itu, kamar itu berada dipojok halaman rumah kakek itu, dan tampaknya kamarnya terlihat kotor kumuh dan terlihat angker. Seraya member kunci kamar itu anak yang sebaya denganku itu, tertawa padaku seakan ada misteri didalam kamaritu. Aku berterima kasih pada kakek itu dan segera menuju kamar itu karena ada tugas yang harus segera dikerjakan. Pada saat memegang pintu terasa dingin dan bias terasa bahwa pintu itu tidak pernah dibuka dalam waktu yang sangat lama kubuka pintu kamar itu kotor, kusam, dan tiba – tiba bulu kudukku merinding, itu perasaanku pada saat memasuki kamar itu. Sejenak kubersihkan kamar ini dan aku menemukan sebuah catatan.
Hari sudah malam ketika aku selesai membersihkan kamar tidur ku, kubuka buku catatan iut,, ‘Wush’ angin menerpa wajahku, “Ada apa ini...?” kataku seraya kaget. Kubaca buku itu selembar demi selembar, bulu kudukku merinding hingga tak sadar keringat dingin membasahi tubuhku, kubuka halaman terakhir, “Apa!!!” aku berteriak kaget ketika membuka halaman terakhir, rasanya tak percaya dengan apa yang ter jadi, sejenak aku pergi kekamar kecil untuk mencuci muka, tapi,
“Suara apa itu...?” seseorang yang mandi dan tertawa, tapi siapa yang mandi dan tertawa tengah malam begini, kubuka pintu itu, dan benar saja ada seorang wanita, tapi dia sedang menangis dan duduk di pojok Wc itu, aku menepuk bahu perempuan itu dan bermaksud bertanya, tapi, “aarrrgggh!!” wanita itu berbalik, kulihat mukanya, matanya putih tanpa hitam dan dari matanya menetes darah, rambutnya menutupinya hingga punggungnya dari mulutnya yang hitam terdengar kata “Tolong sempurnakan kematianku...” kata – kata itu berulang – ulang sampai akhirnya aku taksadar dan pingsan pada akhirnya. Tak sadar aku terbangun, orang – orang mengerumuniku, tapi kakek dan anak itu tampak tenang dan berkata “kamu melihat dia kan?” sejenak aku terkaget, ternyata kakek itu sudah tau sebelumnya setelah kuceritakan kejadian semalam itu, kakek itu menceritakan bahwa 10 tahun yang lalu ada seorang wanita yang di bunuh dikamar itu dan mayatnya tidak ditemukan, tapi kakek itu tidak tahu bahwa dikamar itu ada catatan yang menurutku milik wanita itu, dalam buku itu disebutkan mayat itu ada di dalam bak dan ditutupi dengan semen, setelah menghubungi polisi, benar saja, ada kerangka manusia perempuan yang dibunuh dengan cara ditenggelamkan.
Aku berkemas untuk melanjutkan perjalanan, sejenak aku menoleh kekamar, itu dan aku terkaget ketika melihat wanita itu dijendela kamar itu wajahnya tenang seraya melambai kearahku menyatakan terima kasih.
Aditya Agustian
XA